Pemandangan di Perpustakaan Raja Zarith Sofiah kali ini tidak biasa. Setelah membuka pintu masuk, kita akan berada di ruangan yang sangat luas berdinding kaca. Sehingga nampak pemandangan hijau di luar perpustakaan. Di dalam ruangan itu, karya-karya kaligrafi setelah beberapa bulan dipamerkan kini telah tiada. Tergantikan oleh pajangan beberapa aset penting perpustakaan.
Yang menarik perhatian saya hari ini adalah mikrofilm yang terepajang rapi dalam lemari kaca tembus pandang. Ada tiga tingkat dalam lemari itu. Bagian atas adalah foto mikrofilm Kodak, bagian tengah adalah pemotong dan penyambung film model Shinko, dan bagian bawah adalah pengukur pencahayaan model Ektek.
Dengan mikrofilm, kita memiliki cara hemat biaya untuk menyimpan dokumen, buku, foto, dan arsip penting lainnya. Di bawah kondisi penyimpanan yang memadai, mikrofilm akan bertahan selama 500 tahun. Dengan mikrofilm, perpustakaan bisa menyimpan asetnya hingga berabad-abad.
UTM telah menggunakan mikrofilm sejak tahun 1980 sampai tahun 2007. Mikrofilm milik perpustakaan UTM telah menyimpan hampir 15.000 judul berisikan tesis mahasiswa, jurnal internasional, akta, surat kabar, dan lain sebagainya. Ini adalah inisiatif UTM untuk menjaga aset perpustakaan.
Fisika optik memiliki peranan sentral dalam teknologi mikrofilm ini. Bagaimana pembentukan bayanyannya, bagaimana proses pemindaianya, proses pembacaan gambar, dan proses cetak gambar semua tidak terlepas dari sains optik.