Albert Einstein pernah mengatakan “The true sign of intelligence is not knowledge, but imagination.” Patutlah. Eistein sendiri yang membuktikan itu. Tengok sejarah perkembangan ilmu fisika. Fisika kuantum lahir karena kekuatan imaginasi Einstein. Sejarah mencatat Einstein melakukan semua eksperimennya hanya dalam pikirannya. Ilmuan menyebutnya thought experiments. Einstein berimajinasi!
Kalau penasaran bagaimana cara memaksimalkan kekuatan imajinasi, buku Yellow Elephant karya Tansel Ali inilah salah satu jawabannya. Tansel Ali memulai bab-bab awal dalam Yellow Elephant dengan mengupas sistem memori dalam otak manusia. Bagaimana otak manusia bekerja.
“I hear, I forget. I see, I remember. I do, I understand.” menjadi landasan dasar konsep VAI (visualization, association, imagination) dibangun untuk kita dapat mengingat dengan baik. Visualisasi adalah tentang membangun gambar statik (yang unik) dalam pikiran kita. Seunik judul buku ini. Gajah kuning itu sesuatu yang sangat unik, bukan? Kemudian asosiasi berarti kita menghubungkan diri dengan gambar statik (yang unik) itu. Jadikan diri kita merasakan sesuatu tentang gambar unik itu. Dan imaginasi artinya kita mengaktifkan imajinasi kita untuk membayangkan suatu kejadian yang unik dengan gambar unik itu.
Yellow Elephant bukan hanya tentang VAI. Itu hanya satu contoh teknik saja. Ada teknik Major System untuk menghafal angka dan kata. Ada juga teknik Loci. Dan banyak lagi.
Sebagai bonus, Tansel Ali juga membeberkan rahasia membaca cepat dan tips menentukan tujuan atau target hidup.
Yellow Elephant adalah buku yang secara langsung, tidak bertele-tele, menggugah pembacanya bahwa mengahafal itu mudah. Karena otak manusia memang luar biasa. Teknik dalam buku ini dibuktikan langsung oleh penulisnya yang telah sampai sekarang dikenal sebagai 4-time Australian Memory Sports Champion.