Dari karya penuntun jiwa, Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang kita kenal sebagai Buya HAMKA. Buku berjudul Falsafah Syaitan telah diterbitkan di Malaysia dan berbahasa Melayu. Saya temukan buku ini di depan konter lobi utama Perpustakaan Sultanah Zanariah UTM.
Buku ini bertutur tentang sudut pandang setan untuk terus menjerumuskan manusia. Buya HAMKA memulai buku ini dengan ilustrasi dialog antara hati dan setan, bagaimana makhluk api itu membisikkan pengaruhnya ke segenap hati.
Kisah Amir Chainan dan Koohin menggambarkan bahwa betapa manusia akan melakukan apa saja ketika sudah diracuni sifat rakus terhadap harta. Kecemburuannya terhadap harta yang dimiliki oleh orang lain dapat menjadikan manusia memalsukan riwayat, membolak-balikkan keterangan, bahkan mengarang cerita palsu demi mendapatkan harta yang bukan milikknya dan nyatanya tidak ada.
Pada sisi koin harta yang lain, sifat bakhil juga merusak manusia ketika bakhil sudah tumbuh di hati. Manusia mengira bahwa harta adalah apa yang ia simpan, lupa bahwa harta adalah apa yang mereka keluarkan dan sedekahkan.
Buya HAMKA junga mengingatkan pembaca tentang makna bangkrut yang sesungguhnya, yang didefinisikan oleh Rasulullah SAW. Bahwa manusia yang rugi adalah mereka yang sholat dan mengerjakan amal kebaikan yang lain tetapi selama hidupnya ia memaki sesama, mencela ke sana kemari, mengambil harta orang lain, menumpahkan darah, dan menyakiti hati orang lain. Kelak tiba-tiba semua pahala kebaikannya musnah diberikan kepada mereka yang ia sakiti. Kalau masih kurang, dosa orang lain itu akan ditimbunkan kepadanya, lalu mereka dilempar ke dalam neraka. Itulah arti rugi!
Setan membuatmu lupa. Dikisahkan tiga orang yang sama-sama miskin tetapi yang satu berpenyakit kulit, yang kedua botak, dan yang ketiga buta. Ketiganya memohon supaya dikaruniai harta dan lepas dari musibah yang melanda mereka. Turunlah malaikat, dengan menampakkan diri sebagai manusia, dan atas izin Allah memberikan apa yang ketiga manusia itu kehendaki.
Hiduplah mereka dengan kulit yang bersih, rambut yang terurai, mata yang berbinar, dan harta di tangan. Hingga kemudian datanglah lagi malaikat kepada mereka setelah sekian lama. Hanya orang buta yang selamat sebab ia tidak lupa pada masa lalunya. Ia selamat dari bisikan setan untuk melupakan musibah yang pernah menimpanya.
Kisah surga dan neraka serta arti tawakkal yang aktif juga tidak luput dari perhatian Buya HAMKA dalam buku ini. Terima kasih Buya, semoga ilmu ini bermanfaat. Aamiin.