Membaca Thinking seperti kita mengikuti sebuah seminar internasional tentang ilmu berfikir. Membacanya seolah kita sedang duduk dalam sebuah auditorium besar dan mendengarkan para pakar berbicara tentang bagaimana manusia berfikir. Dari berbagai aspek.
Spektrum gagasan pembicara kunci dalam kumpulan esai ini sangat luas. Mulai dari perspektif ilmu, statistik, hingga filsafat. Karena ini adalah transkripsi ceramah dalam sebuah konferensi, maka gaya bahasanya adalah sebagaimana para pakar itu berbicara. Oleh sebab itu, melalui buku ini kita berimajinasi berada dalam sebuah ruangan besar penuh dengan nuansa akademik. Ruangan seperti itulah yang hidup dalam imajinasi saya ketika membaca buku ini.
Membaca keseluruhan isi dari buku ini, ada tiga pelajaran penting yang saya petik.
- Bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk overthinking. Hasil riset yang dipaparkan dalam buku ini membuktikan bahwa ada kecenderungan gambaran mental yang terbentuk dari pikiran akan sebuah masalah sering melampaui realitas masalah itu sendiri.
- Bahwa dengan mengetahui bagaimana cara kerja otak berfikir, manusia dapat memetik banyak hikmah. Ini penting sekali untuk memberikan ‘bebab’ pada otak untuk memikirkan segala sesuatu sesuai dengan porsinya. Hal-hal besar perlu dipikirkan dengan serius. Sebaliknya, perkara remeh temeh dipikirkan sekadarnya saja.
- Pengetahuan tentang statistik sangat mempengaruhi bagaimana manusia berfikir. Pengetahuan ini juga erat kaitannya dengan pemilihan representasi informasi apa yang paling tepat untuk diberikan kepada seseorang.