Sekarang kita bicara sedikit tentang mimpi dan kenyataan. Dan di antaranya itu, ada kegelisahan dan ada semangat, ada kegalaun ada kegembiraan. Seolah ada rooling coaster perasaan yang terjepit antara indahnya mimpi dengan mengecewakannya kenyataan. Sehingga akan selalu terbesit tanya, bagaimana caranya kita yang punya mimpi ini bekerja membangun kenyataan yang seindah mimpi itu? Jawaban untuk pertanyaan ini seharusnya tidak rumit. Karena logika sederhananya adalah jika kita tidak memulai hidup seperti yang kita mimpikan, bagaimana mungkin mimpi itu menjadi kenyataan. Got it?!
Kita lanjutkan ya … Mimpi yang hebat dan berdampak besar adalah yang disebut khayalan dan kita tetapkan sebagai impian dalam keadaan sadar. Khayalan adalah tempat berangkat yang paling indah, tetapi sekaligus menjadi tempat tinggal yang paling menyiksa. Khayalan was not meant for you to stay in. Khayalan itu bukan tempat yang dirancang untuk ditinggali lama. Khayalan adalah tempat yang dibuat untuk kita segera memulai dari situ. Itu berarti, logikanya adalah apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita khayalkan, mulailah. Sederhana sekali. Jika kita tidak memulai hidup seperti yang kita mimpikan, bagaimana mungkin mimpi itu menjadi kenyataan.
Jika kemudian muncul dilema setelah memulai. Seperti, kita sudah mulai tetapi sering di dalam perjalanan meraih mimpi itu tersendat oleh pendapat dan komentar orang lain.
Hmm… Sebetulnya begini, salah satu keyakinan yang melemahkan kehidupan dan kegagalan meraih mimpi adalah patuh pada pendapat salah. Sebagian besar dari kita kekuatan hidupnya diboroskan karena terus mematuhi pendapat salah. Sehingga pelajaran yang palng penting di dalam hidup adalah membongkar pelajaran salah. Sebelum belajar hal baru yang lebih banyak lagi. Membongkar saja semua pelajaran salah yang kita dapat selama hidup, kita sudah better of – kita sudah lebih baik. Baru setelah itu, keep on learning. Dan salah satu kemampuan yang harus kita bangun adalah kemampuan mengabaikan. Kita itu terlalu ngreken. Terlalu mendengarkan pendapat orang yang tidak suka melihat kita berhasil, yang tidak berpihak kepada keberhasilan mimpi-mimpi kita.
Sangat bermanfaat. Terima kasih Pak Nurul