Johor malam ini terasa sumuk karena sudah tiga hari tidak hujan. Siapapun yang tinggal di Johor, AC atau kipas angin adalah kebutuhan pokok. Sepenting nasi bagi kebutuhan primer untuk asupan makanan orang Indonesia, sepertiku.
Kami baru pulang dari kampus dan setibanya di depan pintu rumah, istriku dengan wajah sumringah menepuk bahuku yang sedang membungkuk membuka sepatu.
“Papa Papa, lihat bukunya sudah sampai.”
“Oh ya, Alhamdulillah mantap. Cepat sekali ya Mama.”
Nampak paket berbungkus plastik hitam terletak di bawah dekat rak sepatu. Kurirnya tidak konfirmasi. Mungkin karena nomor Malaysiaku tidak aku aktifkan WA-nya. Tidak apa-apa. Tidak jadi masalah. Yang paling penting paket itu sudah samapai di tangan.
Kubuka paket itu. Dan surprise…
“Eh Mama kita dikirimi dua buku Sayang.”
“Oh baik sekali mereka. Alhamdulillah rezeki itu Papa.”
Satu buku adalah Membaca: Kaedah dan Motivasi yang memang kami pesan. Dan satu lagi berjudul Antologi Puisi Semarak Merdeka Tanah Air. Ada lagi satu isinya. Sebuah totebag. Saya langsung memfoto kedua buku dan tas itu. Saya kirim ke WA dengan pesan “Salam. Terima Kasih Nuha Books. Buku sudah saya terima. Terima kasih atas bag & Antologi Puisi Semarak Merdeka Tanah Air. Really appreciated.”
Buku Membaca: Kaedah dan Motivasi itu sebenarnya sudah tuntas aku baca. Aku pinjam dari perpustakaan kampus.
Malam itu, aku habiskan kira-kira satu setengah jam untuk membaca antologi puisi itu. Penuh nuansa kemerdekaan. Kumpulan karya dari pemuda-pemuda Malaysia dari berbagai penjuru negeri. Buku ini sangat penting untuk aku mengintip karya sastra Malaysia.
Paket itu adalah buah mengikuti seminar dua hari yang lalu.
Acara seminar yang berlangsung secara livestreaming di Facebook itu aku ikuti dengan seksama. Semata karena satu alasan. Pematerinyalah yang menarik perhatianku. Acara itu berlangsung di malam hari.
“Ma, Papa boleh pesan buku Membaca-nya Datu’ Zaini Ujang?” tanyaku kepada istri yang tengah duduk di sampingku.
“Boleh Papa, gimana caranya sayang?” jawabnya sambil menoleh ke arahku.
“Ini dari program live di Facebook. Tentang kaidah membaca yang dibawakan langsung oleh Datu’ Zaini Ujang, Sayang.” aku menjelaskan dengan wajah yang penuh terima kasih.
Datu’ Zaini Ujang adalah Naib Canselor (Rektor) ke-5 UTM. Beliau termuda ketika menjabat Naib Canselor, se-Malaysia. Saat ini Datu’ Zaini adalah Ketua Setiausaha Kementerian Alam Sekitar dan Air, Malaysia. Banyak sekali karya Beliau dalam dunia kepenulisan dan kecintaan Beliau terhadap buku dan ilmu. Itulah alasan kenapa Datu’ Zaini menarik perhatianku beberapa bulan terakhir.
“Nanti dapat tanda-tangan Prof Zaini Ma di bukunya,” aku melanjutkan perbincangan.
“Bagus itu Papa, jom transfer Sekarang.”
Buku itu akhirnya kami pesan melalui Syifa Nuha Book. Toko buku yang bekerja sama dengan program livestreaming itu.